HOT...!!!!!!!!!!

abg

tante meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku

Bini Binal .... nice play Kembali China muda ini menyeret kakiku dan membiarkan setengahnya terjuntai ke karpet mewah Suite Room ini. Saraf-saraf pekaku tergetar saat nafasnya kurasakan mengendusi pahaku. Dia nampaknya ingin memandikan aku dengan lidah dan ludahnya. Dia mengungkapkan kehausan libidonya. Dia mulai melahap tubuhku. Kali ini Mama memandangku sambil tersenyum. Aku jadi salah tingkah. Stocking yang ia kenakan tidak dapat menahan cairan manisnya sehingga dengan sinar matahari sore aku dapat melihat dengan jelas ujung stocking bagian atas berwarna lebih gelap seperti terkena air. Tidak lain dapat kusimpulkan cairan itu berasal dari vagina Angela yang sudah sangat sensitif dan horny. “Hmm.., pintar kamu Di, oohh..” Desahan Tante Sofi mulai terdengar, meski serak-serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya yang lancip. “Ya Mas Luki, khan Mas Luki nantinya bisa ganti namanya jadi Mas Cipto Cicip roto ”si Ita ikut nimpalin. “Kalo nonton yang ini boleh nggak?” tanyaku sambil menunjukkan CD-nya ke Tante Merry. “Sayang, sekarang kamu jilatin memek Mama ini..!” kata Mama sambil menunjuk ke arah vaginanya. Kusudahi sandiwaraku dengan menjawab, “Iihh Didit.. Ini kan punya Om” aku sambil tersenyum kecil. “Oohh nggak lah, Di.. Kemari deh”. Bi Eha terperanjat akan perubahan ini sekaligus senang karena meski sedotan itu tidak semahir lelaki dewasa tapi cukup membuatnya terangsang hebat. Apalagi tangan Andre satunya lagi sudah mulai berani mengelus-elus pahanya dan merambat naik di balik baju tidurnya. Perasaan Bi Eha seraya melayang dengan cumbuan ini. Ia sudah tak sabar menunggu gerayangan tangan Andre di balik roknya segera sampai ke pangkal pahanya. Tapi nampaknya tidak sampai-sampai. Akhirnya Bi Eha mendorong tangan itu menyusup lebih dalam dan langsung menyentuh daerah paling sensitive. Bi Eha memang tak pernah memakai pakaian dalam kalau sedang tidur. “Tidak bebas”, katanya.

Kutarik dengan paksa baju yang masih melekat itu hingga sobek. BH-nya yang juga menghalangi kutarik dan kubuang jauh-jauh dari tempat tidurku. Segera saja kulumat payudara Bik Suti yang sudah tegang. Kurasakan lubang Bik Suti sudah basah oleh cairannya sendiri. Kocokanku semakin lama semakin kupercepat, dan akhirnya. “Iya..! kenapa? nggak mau?” “Biarin.. Mereka nggak tahukan kalau jelek-jelek kontolnya bikin nggak bisa tidur-tidur hari malam hihihi” candaku sambil tersenyum. “Berapa lama untuk install komputer?” Melihat posisi tidur Poppy yang sangat menantang, membuat nafsu birahi Ivan bangkit. Batang kemaluan mulai mengeras dari balik celana dalamnya. Disaat nafsu setan mulai merasukinya dan menutupi akal sehatnya, maka tanpa berpikir panjang lagi, Ivan segera menutup pintu kamar kost Poppy dan menguncinya dari dalam. Anak kunci dia sembunyikan di bawah meja rias. Blebessss……gile cing, emang bener ngentot tu enak banget.

“Coba sini tangan kamu”, aku memberikan tanganku padanya, my goodness tangan lembut itu menyentuh telapak tanganku yang kasarnya minta ampun. “Auughh.. ughh..” desah Bonsa saat lidah Bonsa menjilati bibir kemaluannya. “Jen, terus terang gua baru pertama kali ngewe” “Kamu terangsang yah, Di, lihat film ini?” “Mama belum pernah merasakan nikmat seperti ini, Roy,” ujar mertuaku sambil mengecup bibirku. Bos Lajang yang Penuh Gairah

“Makasih Tante, kirain mo dikasih minuman yang seger-seger Tante,” katanya sambil tersenyum. Begitu masuk, langsung kuparkirkan motorku di garasi berjejer dengan mobilnya. Lalu aku melangkah menuju ruang tamu. Tante Merry sudah duduk di sofa. “Begini tante?”, dengan hati-hati kugerakkan lagi, pelan sekali, rasanya seperti memasuki lubang yang sangat sempit. “Ssst.. Jangan keras-keras, nanti ketahuan..” Bisikku. Dan rasanya dia mulai juga menggoyangkan pinggulnya. “Ran.., ngmhhnghh.., udah dong.., sshh”, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya datang. Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan jilatan-jilatannya.

“Bobby! Kamu sudah bangun?” “Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi. “Aduhh, udah buu.. Ayo makan saja deh. Mendingan kita nyari kursi di luar. Makan sambil mikirin, yookk” “Tolongin apa Tante?” Kemudian Bonsa bergerak ke Mirna yang sedang berciuman dengan Marni temannya. Kaki Mirna sudah terbuka lebar dan terlihat lubang kemaluannya yang merah menyala, memperlihatkan banjir oleh cairan kental. Tangan Mirna terus meremas-remas payudara Marni dan demikian sebaliknya. Karena sudah terbuka kaki Mirna, maka Bonsa berlutut dan langsung menancapkan lidahnya ke liang milik Mirna. “Ih Aden nakal,” katanya semakin genit.

SERU BANGET..
RAHASIA..PENS BESAR,PANJANG,KUAT,TAHAN LAMA-TANPA OBAT-... KLIK DISINI




RAHASIA..BIKIN PUAS WANITA ORGASME BERKALI KALI... KLIK DISINI

Saya yang dari tadi diam saja, mulai angkat bicara, “Iya, Vina nonton aja ya, tapi jangan bilang-bilang ke Papi Vina, soalnya kasian Mami nanti. Ini Mami kan lagi sakit, jadinya Om kasih permen terus disuntik.” Tanpa banyak bicara, segera saja kutarik tangan Bik Suti menuju ke kamarku. Begitu sampai di kamar, pintu segera kukunci rapat-rapat tanpa sepengetahuannya. Segera kurebahkan tubuhku di atas kasurku yang empuk itu. “Boleh”. “Tante juga.., nanti pulang jam berapa?”. Tiba - tiba doi ngedipin gue, terus gue bales ngedip sambil julurin lidah, eh dia malah senyum senyum dan sambil meremin matanya seperti orang kalau lagi keasyikan di toi. “Waduh Candra, enggak salah deh kita janjian sama Mas Luki”kata Rina sambil balik meres toketnya Candra dan Ita. Kulihat air kencingku menyembur kencang sekali dan seerr.., masuk ke dalam mulut Mama. Sebelum ini, terutama ketika bertugas pagi hari, tidak pernah sekalipun Ibu Winantu memanggil saya dan teman-teman yang lain dengan sebutan “Dik”, apalagi memanggilnya sambil tersenyum. Mimpi apa saya ini?

“Ohh.. Tante.. akuu.. keluarr,” jerit Ivan saat puncak kenikmatanya telah sampai. “Van.. aku.. ke.. Luarr,” Poppy menjerit saat mencapai puncak kenikmatan. “Lin.. Kayaknya akuu jugaa maauu.. Keluuaarr..” “Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi..”, kata saya sambil tersenyum. Dengan goyangan yang seperti di film aku berusaha sekuat tenaga menghabisi liang kenikmatan tanteku. Selang berapa lama air mani tanteku keluar. “akhh”, desahan itu keluar dari mulut tanteku, tapi aku belum apa-apa. Akhirnya tanpa rasa dosa kutarik kakakku untuk juga merasakan hebatnya penisku. “Yaahh sedot susu tante lagi sayang.., mm.., yak begitu teruus yang kiri sayang oohh”.

“Dik Wati, pernah “main” dengan pacarnya?”. “Oohh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku kagumi itu. “Aahh.. arghh..” lagi-lagi Tante mengerang-erang keenakan. “Teruss.. teruss sayang.. ahh enak sekali..” lama aku menjilati buah dada Tante Linda, hal ini berlangsung sekitar menitan sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Hanya itu yang bisa keluar dari mulut Asti, lehernya telah dijilati oleh lidah Kiky, kedua tangan Kiky merayap masuk ke dalam kaos olahraga yang dipakai Asti, dibukanya kaitan bra yang dipakainya. Kedua tangannya masuk ke dalam bra yang sudah longgar itu dan meremas kedua payudara Asti. Asti mencoba menoleh dan bibirnya bersentuhan dengan bibir Kiky. Mereka berdua saling berciuman. “Oh.. Sar.. terus.. ah.. ah..” desahku. “Le.. ahh.. kamu kok.. oohh.. cuma mainin.. aahh putingnya.. remas dadaku Le.. please!” Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.

“Cepett Ditthh semprott pejunyaa sshh!! tanthhee udahh gaa tahhaann!!” teriakku semakin kencang kemudian aku mengulum bibirnya dan menekan kepalanya sehingga rapat sekali wajahku. “Ran.., ganti aku aja.., Tante udah lemas tuh”, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui. Gue mau nyeritain pengalaman gue yang aneh tapi lucu, deh. ‘Kali aje elu elu semua pade ketawa. Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang “anu”-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya. Tante Yana pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah “bawah” Tante Yana. Rasanya agak seperti asin-asinditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang “anu”-nya Tante Yana. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Anita. Keluarga Yang Kesepian

Tetapi aku terdiam sejenak dan berpikir sambil memandangi Lusi dan Sari yang sedang asyik ngobrol. Kulihat Sari sangat cantik tidak kalah cantiknya dengan Lusi, dan aku yakin bahwa sebagai laki-laki aku sangat tertarik untuk menikmati tubuh seorang wanita seperti Lusi maupun Sari yang tidak kalah dengan ratu-ratu kecantikan Indonesia. “Pakai buat masturbasi Liza Sari sayang”, bisikku. Kejadian ini berawal dari diperkenalkan oleh saudaraku kepada seorang cewek cantik, manis dan sexy lagi, yang pasti setiap cowok yang lihat dia akan melotot dan menelan ludah akan keindahan tubuhnya. Bibirnya yang merah sensual, payudara yang montok, kencang, dan sekel, pantatnya yang sexy serta tubuhnya yang sangat aduhai. Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya. Setelah pintu kututup, kupanggil Evi yang ada dikamar mandi. “Anton.. apa yang kamu lakukan!!” teriak sebuah suara yang aku kenal. “Wah, kasihan yah Tante jadi kesepian..” “Iya..! kenapa? nggak mau?”

Tidak ada komentar: